Sejarah Lambang Prov. Papua Tengah

Sayembara Lambang Provinsi Papua Tengah: Kreativitas dan Kontroversi

Pada bulan Februari 2023, Provinsi Papua Tengah menggelar sayembara untuk mendesain lambang provinsi baru mereka. Acara ini melibatkan peserta dari masyarakat Papua Tengah, dengan sekitar 400 individu yang berpartisipasi. Sebuah panel juri yang terdiri dari perwakilan dari setiap kabupaten ditugaskan untuk memilih pemenang.

Setelah proses penjurian yang ketat, pada bulan Maret 2023, lima pemenang akhirnya terpilih. Juara pertama, Stevanus Degei dari Dogiyai, seorang sarjana hukum yang bekerja sebagai ASN, berhasil meraih hadiah utama senilai 50 juta rupiah. Namun, kemenangan ini tidak lepas dari kontroversi.

Ternyata, logo yang dipilih oleh juri diduga merupakan hasil plagiat dari gambar-gambar yang tersedia di internet. Salah satu elemen yang dipermasalahkan adalah gambar cenderawasih, yang ternyata adalah karya Charles Roring, seorang pemandu wisata dari Manokwari. Meskipun Roring tidak menggugat, dia menyatakan kekecewaannya atas kecerobohan Pemerintah Provinsi karena pemilihan gambar yang tidak tepat. Cenderawasih yang digambarkan merupakan spesies endemik Raja Ampat, Papua Barat, sehingga tidak pantas dipakai sebagai lambang untuk Papua Tengah.

Pada bulan April 2023, Lambang Provinsi Papua Tengah secara resmi dipresentasikan di hadapan Menteri Dalam Negeri dan diresmikan melalui Peraturan Gubernur No. 15 Tahun 2023. Namun, setelah berbagai masukan dan kritik, lambang tersebut harus direvisi. Salah satu perubahan yang dilakukan adalah menghilangkan unsur cenderawasih dari desain lambang.

Kontroversi ini menyoroti pentingnya integritas dalam kompetisi desain semacam ini. Meskipun proses seleksi dilakukan dengan cermat, plagiarisme masih menjadi ancaman yang harus diwaspadai. Ini menunjukkan perlunya kebijaksanaan dalam mengelola dan mengevaluasi konten yang diajukan dalam kompetisi semacam ini untuk memastikan keaslian dan kualitasnya.